Penelitian terbaru yang dilakukan oleh lembaga American Heart Association melansir bahwa satu dari tiga penderita hipertensi sama sekali tidak menyadari penyakit yang dideritanya sampai terlambat melakukan penanganan.
Penyakit hipertensi yang didefinisikan sebagai suatu kondisi medis terjadinya peningkatan tekanan darah secara kronis ini dapat memicu terjadinya serangan stroke, serangan jantung sampai memicu gagal jantung bila tidak ditangani dengan serius.
Diuraikan oleh dr. Imran Nito, Sp. PD, dokter spesialis penyakit dalam, seperti dimuat pada "Info Kecantikan" edisi 09, seseorang dinyatakan terkena hipertensi bila saat dua kali pemeriksaan yang dilakukan pada waktu yang berbeda tekanan darahnya tetap menunjukkan angka di atas 140/90.
Biasanya penderita hipertensi menunjukkan beberapa gejala yang oleh orang awam dilihat dari sifat yang mudah marah dan cepat tersinggung. Pendapat ini tidak ada salahnya karena sebagian besar penderita hipertensi cenderung tidak bisa mengendalikan emosi, kurang sabar, dan gampang tersinggung.
Keadaan tersebut terjadi karena penderita hipertensi sering mengalami gejala sakit kepala bagian belakang pusing dan kelelahan. Penderita hipertensi lebih gampang terpancing emosinya karena terpicu oleh sesuatu yang tidak berkenan di hatinya.
Ada dua faktor yang menjadi penyebab hipertensi atau penyakit darah tinggi ini yaitu faktor keturunan dan faktor kebiasaan hidup yang salah.
1. Faktor Keturunan atau Genetik
Lebih dari 40% penderita hipertensi diketahui mempunyai anggota keluarga yang sudah mengidap hipertensi. Oleh karena itu, Sobat yang mempunyai anggota keluarga yang menderita hipertensi sebaiknya melakukan pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui Sobat menderita penyakit hipertensi atau tidak.
2. Faktor Kebiasaan Hidup yang Salah
Gaya hidup yang salah seperti kebiasaan kerja lembur sampai larut malam serta faktor kurang tidur juga mempunyai peran besar dalam memicu terjadinya hipertensi atau darah tinggi.
