Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin (Hgb) atau jumlah eritrosit (sel darah merah) dalam darah yang kurang dari nilai normal. Seseorang menderita anemia bila Hgb pada pria kurang dari 13,5 dan pada wanita kurang dari 12,0, serta Hematokrit (Hct) pada pria kurang dari 41 dan pada wanita kurang dari 36.
Untuk mengetahui seseorang menderita anemia atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan di laboratorium dengan cara diambil darahnya.
Anemia yang ditandai dengan gejala demam ini harus dicari penyebab dasarnya. Dalam jangka panjang, anemia bisa merusak sistem kekebalan tubuh, mengganggu kerja organ vital, dan memicu penyakit berbahaya muncul. Di samping itu anemia dapat menjadi indikasi awal kanker.
Berikut ini merupakan gejala-gejala dari anemia.
- Rambut rontok.
- Kuku mudah rapuh.
- Kulit dan mata pucat.
- Mulut dan kerongkongan kering.
- Tubuh lemah, mudah lelah, dan mudah sakit.
- Nafas pendek, jantung berdebar, dan sulit konsentrasi.
- Dari jongkok kemudian berdiri mengalami kunang-kunang.
Sedangkan penyebab-penyebab anemia adalah sebagai berikut.
- Kehilangan sel darah merah (pendarahan), seperti menstruasi, buang air besar kehitaman atau keluar darah.
- Penyakit kronik, seperti penyakit hati, penyakit ginjal, infeksi kronik, keganasan (kanker), dan penyakit jaringan ikat.
- Genetik (kekurangan enzim G6PD, hemoglobinopati, thalasemia).
Penyebab terbanyak anemia adalah karena gangguan nutrisi. Bila gizi cukup terpenuhi setiap hari, maka tidak akan kekurangan zat besi kecuali ketika hamil dan menyusui. Masih rendahnya konsumsi protein terutama daging menjadi penyebab terbanyak anemia di Indonesia.
Anemia terjadi saat kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah. Oksigen kehilangan "kendaraan" untuk beredar ke seluruh tubuh.
Tetapi sayangnya, gejala anemia baru dirasakan pada stadium lanjut, walaupun kekurangan zat besi telah terjadi sejak stadium awal. Misalnya, anemia menyebabkan kinerja jantung meningkat untuk meningkatkan jumlah darah yang beredar. Bila terjadi dalam waktu lama, jantung akan mengalami perubahan bentuk berupa pembesaran otot jantung dan bisa memicu terjadinya gagal jantung.
Untuk mencegah anemia dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan sumber zat besi, baik dari sumber hewani maupun nabati. Sumber hewani contohnya daging, hati, ikan dan unggas. Sedangkan sumber nabati dapat diperoleh dari sayuran hijau.
Di samping itu, anemia juga bisa dicegah dengan cara mengonsumsi suplemen zat besi, olahraga, tidur yang cukup, dan mengurangi konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi seperti kopi dan teh.
Setelah mengonsumi daging atau sayuran hijau yang banyak mengandung zat besi, jangan langsung minum kopi atau teh karena akan membuat zat besi yang terdapat dalam makanan tersebut tidak terserap oleh tubuh. Setelah 2 jam mengonsumsi makanan tersebut baru dapat minum teh atau kopi.
Karena wanita mengalami haid, hamil, menyusui, dan diet makanan mengandung zat besi, maka wanita cenderung berisiko terkena anemia dibandingkan pria. Sangat penting untuk mengetahui cara mencegah anemia sejak dini mengingat risiko dan bahaya kekurangan zat besi ini.